Dibuat bersama dengan Annisa Ferina Ramadhiani dan dimuat pada Majalah Boulevard ITB #71 November 2011.
Gelar ‘institut terbaik bangsa’ yang telah disandang ITB tak menghentikan langkahnya untuk menjadi ‘world class university’. Tahun ini program studi Teknik Elektro dan Teknik Kelautan berhasil mendapatkan akreditasi dari ABET. Beberapa program studi lainnya juga sedang dalam proses menuju akreditasi internasional. Semakin dekatkah ITB dengan gelar ‘world class university’?
Program studi Teknik Elektro dan Teknik Kelautan telah berhasil mendapatkan akreditas internasional dari ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology) — badan akreditasi independen asal Amerika Serikat yang mengakreditasi perguruan tinggi dalam bidang teknik, teknologi, sains terapan, dan komputer. Sertifikasi dari ABET tersebut berlaku untuk kedua program studi selama 6 tahun kedepan hingga tahun 2017.
Menyusul kemudian, program studi Teknik Fisika dan Teknik Kimia saat ini juga sedang mengalami proses akreditasi oleh ABET. Menurut Deddy Kurniadi, Ketua Program Studi Teknik Fisika, sebenarnya pihaknya mempersiapkan akreditasi ini bersamaan dengan Teknik Elektro dan Teknik Kelautan. Namun, Teknik Fisika meminta perpanjangan waktu sehingga baru menjalani proses akreditasi sekarang. Rencananya, pada bulan November ini, Teknik Fisika akan kedatangan assessor ABET dan hasilnya baru akan diketahui Agustus 2012 mendatang.
Rencana untuk melakukan pengakreditasian internasional juga dilakukan oleh beberapa program studi lainnya seperti program studi Arsitektur oleh KAAB (Korean Architect Acreditation) serta program studi Teknik Informatika dan Teknik Perminyakan oleh ABET. Program studi yang terakreditas secara internasional sebenarnya telah menjadi target ITB sejak tahun 2008, namun hingga tahun 2010 kemarin progress-nya masih jauh untuk mencapai angka 30%.
Ketua Satuan Penjaminan Mutu ITB, Ichsan Setya Putra, menyatakan bahwa banyaknya program studi yang merencanakan untuk melakukan akreditasi internasional disebabkan karena memang sejak dulu ITB memang ingin program studinya terakreditasi internasional, paling tidak satu program studi tiap satu fakultas. Sama sekali tidak terkait dengan wacana world class university.
Ichsan juga mengatakan bahwa dengan mendapatkan akreditasi internasional suatu program studi sudah setara derajatnya dengan program studi-program studi lain di luar negeri yang juga sudah mendapat akreditasi internasional juga.
“Akreditasi internasional merupakan kebutuhan lulusan-lulusan kita untuk dakui perusahaan-perusahaan kelas dunia dan juga untuk melanjutkan S2 di luar negeri,” ujarnya. Selain itu, dengan akreditasi internasional, perbaikan proses pendidikan di ITB akan terus meningkat untuk mendapatkan proses pendidikan yang lebih baik.
Perubahan yang akan terjadi dengan akreditasi internasional adalah kurikulum yang dijalankan haruslah jelas keluarannya. Topik pembelajaran, kegiatan kuliah, ujian beserta soal-soalnya pun harus mengikuti tujuan yang harus dicapai mahasiswa dalam mata kuliah tersebut. Fasilitas yang ada harus memenuhi standar dan mengutamakan keselamatan.
Ditanya mengenai dampak yang dirasakan, Arinda Puspita Rachman (FT’10) membenarkan pernyataan tersebut. Menurutnya perubahan yang sangat terasa dalam proses menuju akreditasi internasional adalah struktur kuliah menjadi lebih terarah dan standar parameter kelulusan suatu mata kuliah menjadi lebih jelas. “Kita juga diarahkan menjadi lebih up to date sama masalah teknologi di masyarakat”, tambahnya.
Upaya ITB menuju akreditasi internasional ini juga sempat diwarnai oleh isu pengurangan frekuensi pelaksanaan wisuda. Kabarnya, bagi mahasiswa jurusan yang sudah mendapat akreditasi internasional, wisuda hanya akan dilaksanakan satu kali dalam setahun.
Menanggapi isu tersebut, Deddy membantahnya. Menurutnya, jika program studinya sudah terakreditasi ABET, hanya proses akdemiknya saja yang harus sesuai dengan kriteria dan standar ABET. Wisuda dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan ITB, tidak akan berubah.
World Class University
Akreditasi internasional dan world class university merupakan hal yang berbeda, meskipun bisa dibilang akreditasi merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk mendekati gelar prestisius tersebut. Untuk menjadikan ITB sebuah world class university masih banyak hal yang perlu diselesaikan. Menurut Ichsan, ITB masih harus berusaha lagi.
“Untuk disebut sebagai world class university sebenarnya ada beberapa parameter, salah satunya adalah produktivitas research nya harus tinggi,” ujarnya. “Dan produktivitas research di ITB masih kurang untuk disebut sebagai world class university”,
Senada dengan Ichsan, menurut Muslim Muin, Ketua Program Studi Teknik Kelautan, ITB masih jauh dari gelar world class university. Manajemen ITB harus diperbaiki terlebih dahulu. Sarana dan prasarana ITB masih belum menunjang.
Meskipun demikian, Ichsan mengakui bahwa sebenarnya ITB memiliki potensi ke arah sana. Hal ini terlihat dari dosen-dosen ITB yang masih bisa melakukan penelitian dengan baik meskipun minimnya dana. Parameter lain untuk bisa disebut sebagai world class adalah apa kontribusi ITB untuk Indonesia. Tetapi sebenarnya dari 100 besar perguruan tinggi segmen engineering di dunia, ITB sudah berada di peringkat sembilan-puluhan.
“Untuk menjadi world class yang harus diperhatikan adalah aspek leadership, harus mau punya visi yang jauh, harus berani, dan jangan cari aman. Mahasiswa jangan loyo, harus ada gebrakan” ujar Muslim.
nb: Informasi terbaru tentang program studi di ITB yang telah terakreditasi oleh ABET dapat dilihat pada link berikut.
0 comments:
Post a Comment