Pangandaran, Garut, dan Jogja. Tempat-tempat yang sudah tak asing bagi pelajar di Bandung. Apabila akan ada study tour ke luar kota, acara perpisahan, jalan-jalan atau apapun itu namanya, maka tak akan jauh dari tempat-tempat tersebut. Namun kali ini berbeda. Saya tak pergi ke sana untuk berlibur, melainkan menghadiri pernikahan teman, partner Tugas Akhir tercinta semasa kuliah. As I promised back then and as she promised to invite me 2 months before the day.
2 hari dan 1 malam. Sesingkat itu saya di Jogja. Waktu yang tak cukup untuk mencicipi seluruh keistimewaan Jogja ketika kau punya acara khusus di sana. Saya pun takjub ketika melihat animo teman-teman seangkatan yang masih menyempatkan diri untuk jauh-jauh ke Jogja, meskipun tetap terselubung niat untuk main, but it's normal. And being with them is another fun part.
Awalnya rombongan saya dari Jakarta berjumlah 5 orang, namun pada hari-H hanya 3 orang yang bisa berangkat. Saya, Shawny, dan Rafael. Sementara teman-teman kami juga ada yang berangkat dalam rombongan-rombongan kecil dari Jakarta, Bandung, Cilegon, bahkan ada juga yang dari Pandaan.
Kami bertiga berangkat ke Jogja pada hari Jumat sore, selepas pulang kerja, dengan menggunakan bus eksekutif Pahala Kencana dari Terminal Rawamangun. Tiketnya sudah kami pesan jauh-jauh hari dengan tarif Rp 200.000 per orang. Bus baru berangkat pukul 17.45, terlambat 45 menit dari jadwal seharusnya. Busnya terbilang nyaman. Tempat duduk ergonomis, ada penyangga kaki, serta dapat selimut dan bantal. Jelas beda ya bus Jakarta-Bandung dengan bus jarak jauh seperti ini. Selain dapat snack berupa roti, kami juga mendapatkan makan malam di sebuah tempat istirahat, hmm... mungkin daerah sekitar Brebes, tak lama setelah keluar tol Kanci. Tak disangka-sangka, saya terkejut bertemu dengan rekan satu kantor di sana! Pukul 11 malam, di daerah antah berantah yang jauh dari Jakarta. Ia hendak pulang ke Probolinggo. Wah wah, dunia memang sempit.
Tiba di Jogja
Menurut info yang kami dapat sebelumnya, bus seharusnya berakhir di Terminal Giwangan. Entah kenapa, kami malah diturunkan di Terminal Jombor. Baiklah, dari ujung ke ujung.
Misi utama kami saat itu adalah menghabiskan waktu sampai tiba waktu check-in penginapan pukul 12. Hingga tiba saat itu, kami literally jadi backpacker dengan gembolan ransel yang berat di punggung.
Misi ke-1: Yang Penting Sampai Dulu ke Malioboro
Jam menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Alhamdulillah, kami terselamatkan karena ada Trans Jogja di sana dan jurusannya langsung melewati Malioboro. Trans Jogja ini mirip-mirip dengan Transjakarta atau Trans Musi. Hanya dengan Rp 3.600, kalian bisa berkeliling Jogja. Mission 1, checked.
Misi ke-2: Makan Bubur Ayam Jogja
"Mau makan apa kita?" tanya Shawny."Bubur ayam Jogja enak sih kayaknya," ujar saya."Mau turun di Malioboro sebelah mana dek?" tanya kondektur Trans Jogja."Yang ada bubur ayamnya paakkk..."
Namun, kondektur itu sepertinya bukan anak gaul Malioboro, karena sepanjang kami mencari, tak ada satupun tukang bubur ayam. Yang ada hanya soto ayam, soto ayam, soto ayam. Ya sudah deh, soto ayam pun jadi. Mission 2, tak ada bubur, soto pun jadi. Checked.
Misi ke-3: Bersih-Bersih
Awalnya terbayang bahwa setibanya di Jogja yang seharusnya jam setengah 5 pagi, kami akan bersih-bersih di toilet terminal sembari sholat Subuh. Sayangnya, semua angan-angan itu hancur, huft. Selesai makan, kami berusaha mencari toilet di sekitar Malioboro. Shawny menyarankan kita masuk toilet di sembarang hotel saja. Buset ngasal banget. Mau ke toilet mall, tapi belum buka. Mau ke toilet bank, tapi nggak bawa buku tabungan dan belum buka juga. Mau ke toilet museum, tapi belum buka. Kantor Gubernur juga nggak buka. Masjid juga entah dimana.
"Nah, itu ada toilet umum Ny!" ujar saya."Nggak mauu..."
Shawny pun langsung melesat berjalan menuju Hotel Mutiara tak jauh dari situ. Hotelnya bagus, bintang 2 mungkin. Saya dan Rafael hanya saling menatap, membuntuti Shawny yang melesat begitu saja memasuki lobby dan langsung menuju toilet. Gila, gila, anak FT memang luar biasa! Mission 3, checked.
Misi ke-4: Main di Keraton dan Sekitarnya
![]() |
Tiket Masuk Museum Benteng Vredeburg |
Selain itu ada wahana ala-ala rumah hantu, tapi isinya adegan pertempuran gerilya. Dengan bodohnya kita ketakutan sendiri meskipun tau bahwa ada penanda bahwa wahana ini tidak aktif di pintu masuk tadi. "Awas ada yang tiba-tiba muncul!" "Itu jendela! Jendela!" "Awas hati-hati sensornya!” “Jangan injek sembarangan!" "Ih itu mukanya berdarah-darah!"
LOL. LOL. LOL.
Setelah selesai bermain, kami pun berjalan menuju keraton. Menyeberangi hamparan gurun pasir yang terik dengan gembolan yang semakin berat. Saat berkeliling di dalam keraton pun, kami sudah tak sepenuh hati. Hanya lelah yang tersisa. Mission 4, checked.
Misi ke-5: Es Krim McD!
"Kita mau kemana lagi nih?""Capek banget ya, pegel bawa gembolan. Kayaknya gue nggak kuat nih jadi backpacker.""Es Krim McD enak sih, dingin-dingin.""Berarti kita harus jalan lagi ke Malioboro dong.""Kayaknya gue udah nggak kuat. Apa naik becak aja ya?"
Akhirnya kami berjalan (lagi) ke arah Mall Malioboro sambil membayangkan es krim McD sebagai penyemangat. Kami memutuskan untuk menunggu waktu check-in di sana. Lemah banget ya! Kami juga membuat janji untuk bertemu teman-teman lain, rombongan Jakarta yang membawa mobil pribadi, yang juga sudah tiba di Jogja. Mission 5, checked.
Baru beberapa jam di Jogja, namun rasanya sudah banyak sekali hal yang terjadi.
Bersambung ke Sesingkat itu Aku di Jogja (Part 2)
0 comments:
Post a Comment