![]() |
Chicken Attack |
Oke, semua ini berawal dari keisengan dua orang anak FT (Fisika Teknik), jurusanku, yang seneng banget melebih-lebihkan sesuatu. Hal itu terjadi sekitar satu setengah tahun lalu, tepatnya bulan Maret 2013, ketika aku belum lama naik menjadi sekretaris himpunan mahasiswa jurusan. Kala itu, secara mendadak Kahim (ketua himpunan) ditemani Sekjen (sekretaris jenderal) mengajak aku untuk ikut ke Telkom University (TelkomU) dalam rangka memenuhi undangan salah satu himpunan di sana. Kalau tidak salah, undangan tersebut meminta Kahim kami menjadi pemateri dalam kegiatan kaderisasi mereka.
Kenapa aku ikut diajak? Karena dalam waktu jam minus sekian dari waktu acara, si Kahim belum buat slide materi sama sekali. Pukul 5 sore, aku dijemput dengan sudah siap membawa laptop. Sambil menyetir, Kahim memberikan instruksi garis besar materi yang akan disampaikan. Karena jalanan yang macet dan acara sudah akan mulai pukul 7 malam, aku berusaha memanfaatkan waktu dengan mengumpulkan bahan dan membuat presentasi.
Di perjalanan dari Dago ke Bojong Soang itulah, Kahim dan Sekjen menceritakan padaku bahwa ada makanan yang super sekali di dekat TelkomU. Namanya adalah "Chicken Attack". Katanya, mereka pertama mengetahuinya ketika ada pertemuan Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Fisika (FKMTF) se-Indonesia di TelkomU. Sebelumnya memang pernah satu atau dua kali aku melihat kiosnya ketika lewat kampus tersebut, namun ya hanya sekedar lewat saja. Entah karena kemampuan persuasi mereka yang luar biasa, entah karena aku yang terlalu polos, atau entah karena ini soal makanan, aku langsung tertarik dan semangat 45 untuk mencobanya. Sayangnya niatku untuk mencobanya setelah acara selesai pupus karena acara baru berakhir pukul setengah 10 malam dan kiosnya sudah tutup. Fakta mengejutkannya adalah ternyata kedua orang ini juga belum mencobanya sama sekali. "Jiaahh, sial gue dikibulin rayuan gombal mereka."
Tak berhenti di sana, kedua orang ini juga menyebarkan virus "Chicken Attack" ke anggota BP (badan pengurus) lainnya. Membuat yang lainnya juga turut nafsu mencobanya. Aku pun ikut memanas-manasi dengan mengirimkan gambar dan link tentang "Chicken Attack" kepada mereka. Berbagai wacana pun bermunculan untuk mencoba makanan yang menjadi hits karena rayuan gombal ini. Mulai dari pesan delivery untuk makrab BP lah, untuk traktiran lah, atau untuk acara jalan-jalan departemen lah, macam-macam deh. Ya, meskipun apalah manusia FT jaman sekarang selalu RTK (rencana ta* kucing).
Hal tersebut berlangsung hingga setahun, hingga hampir status badan pengurus berakhir. Tetap saja tidak ada niat dan kesempatan yang mendukung untuk terealisasinya kegiatan 'nyobain "Chicken Attack" bareng-bareng'. Kayaknya sih, orang yang paling ngebet untuk mencoba itu aku. Habis bagaimana dong, setiap pulang ke rumah, pasti lewat daerah ini. Apa boleh buat, aku pun harus menahan godaan untuk tidak mencoba duluan, ceritanya demi solidaritas.
Akhirnya, apa daya hawa nafsu tak tertahankan lagi...
Setelah setengah tahun BP telah selesai bertugas dan kami mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Setelah selesai juga masa perjuangan tugas akhir yang cukup menyita perhatian, pikiran, dan tenaga (lebay!). Baru kemarin-kemarin, setelah pulang dari kampus dan menempuh perjalanan yang melelahkan, tanganku mengarahkan motorku untuk berbelok ke kios "Chicken Attack". "Finally, gue bakal mencoba makanan satu ini, Teman-teman maafkan gue," kurang lebih begitu di otakku.
Kios ini dirancang seperti restoran fastfood lainnya, dimana ada meja kasir untuk memesan, makanan yang terpajang di etalase, dan meja-kursi untuk makan. Hanya saja jelas lebih sederhana dan ala kadarnya dari segi penampilan. Sesuai namanya, tempat makan ini menjual makanan olahan ayam dan ada juga menu pelengkap lainnya. Aku memesan paket medium yang terdiri dari ayam potongan dada, nasi, dan es teh manis untuk dine-in. Setelah cuci tangan di wastafel yang tersedia, akhirnya aku menyantap makanan yang diidamkan dari satu setengah tahun yang lalu itu.
Well, langsung saja kali ya ke bagian komentar. Satu hal yang membuat ayam ini enak adalah rasanya. Maksudnya, dari segi bumbu yang digunakan, ayam ini lebih kaya rasa dibandingkan fried chicken lainnya. Bila ayam lain hanya terasa bumbu atau sedikit pedas pada bagian tepungnya, di sini kalian bisa merasakannya mulai dari tepung hingga meresap ke dagingnya. Yang paling dominan terasa adalah lada dan bawang putih. (Maafkan aku nggak banyak hafal nama bumbu)
![]() |
Kios Chicken Attack |
Kekurangannya adalah kurang banyaaakk!! Baik ayam dan nasinya terlalu sedikit, bahkan untuk ukuran aku yang porsi makannya memang sedikit. Bila dibandingkan dengan fried chicken lain pada kelasnya, dengan harga paket Rp 16.000, aku bisa mendapatkan potongan ayam yang lebih besar dan nasi yang lebih banyak. Minumnya nggak teh manis juga. Overall, setidaknya aku nggak merasa menyesal mencobanya dan cukup untuk mengganjal perut yang lapar. Oh iya, setiap pembelian, kita bisa mendapatkan kupon yang kalau dikumpulkan dalam jumlah tertentu dapat ditukar dengan makanan gratis.
Maafkan aku ya, guys, sudah mendahului kalian dan bahkan sempat-sempatnya pamerin fotonya ke kalian. Salahkan saja dua orang di atas, para cowok-cowok PHP (pemberi harapan palsu). Semoga di suatu hari nanti ada kesempatan buat kalian yang memang ingin mencoba, dan semoga menjadi kenangan di antara kita bagi yang sebenarnya tidak ingin mencoba. Jadi, mellow.
0 comments:
Post a Comment